Senin

8. SISTEM KLIRING DAN PEMINDAHAN DANA ELEKTRONIK DI IN




Prinsip kliring
Definisi kliring adalah sarana perhitungan warkat antar bank yang dilaksanakan oleh bank penyelenggara kliring guna memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral. Proses perhitungan hak dan kewajiban antar bank yang dilaksanakan oleh bank indonesia atau bank yang ditunjuk pada wilayah tertentu.
Kliring antarbank adalah pertukaran warkat ( cek, bilyet giro, nota kredit, nota debit) antar bank yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Kliring diatur oleh Bank Indonesia baik waktu dan tempat pelaksanaan.
Sedangkan bunga bank dapat diartikan sebagai batas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan ) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman ).

System pada check dan struktur kode mirc 


Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
(SKNBI)

Sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 (UU BI), menyebutkan bahwa tugas Bank Indonesia yaitu mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Untuk mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan andal yang emndukung stabilitas sistem keuangan maka sesuai Pasal 16 UU BI, Bank Indonesia menyelenggarakan sistem kliring antar bank yang dikenal dengan nama Sistem Kliring nasional Bank Indonesia atau dikenal dengan nama SKNBI.
Penyelenggaraan kliring oleh BI diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/18/PBI/2005 tanggal 22 Juli 2005 tentang Sistem Kliring Nasional sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/5/PBI/2010 tanggal 12 Maret 2010 (PBI SKNBI).
SKNBI adalah sistem transfer dana elektronik yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan secara nasional. Sejak dioperasikan oleh Bank Indonesia pada tahun 2005, SKNBI berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk Retail Value Payment System (RVPS) atau transaksi bernilai kecil (retail) yaitu transaksi di bawah Rp.100 juta.
Adapun untuk penyelenggara SKNBI terbagi menjadi :
a. Penyelenggara Kliring Nasional (PKN)
PKN bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI secara nasional yang saat ini dilaksanakan oleh Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran (DASP) c.q Bagian Penyelenggaraan Setelmen yang bertempat di Gd. D BI, Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta Pusat.
b. Penyelenggara Kliring Lokal (PKL)
PKL bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu wilayah kliring lokal. Berdasarkan pihak yang menjadi penyelenggara, PKL dibedakan menjadi 2, yaitu PKL BI dan PKL Selain BI.
PKL BI adalah PKL yang diselenggarakan oleh BI yaitu Kantor Bank Indonesia dan Bagian Kliring Jakarta yang berada di Kantor Pusat Bank Indonesia. Sedangkan PKL Selain BI adalah PKL yang diselenggarakan oleh kantor bank yang telah mendapat persetujuan dari BI untuk menyelenggarakan SKNBI di wilayah yang bersangkutan. 

Penyelenggaraan SKNBI di wilayah kliring yang tidak terdapat kantor BI pada prinsipnya didasarkan pada kebutuhan dan kesepakatan tertulis dari bank-bank setempat.

Persyaratan  minimal agar di suatu wilayah dapat diselenggarakan SKNBI adalah :
a. Jumlah Kantor Bank
Jumlah kantor bank yang mendukung dan akan menjadi peserta penyelenggaraan SKNBI paling kurang 4(empat) bank yang berbeda.

b. Jumlah Transaksi
Jumlah warkat debet antar bank setempat yang potensial untuk dikliringkan melalui Kliring debet rata-rata paling kurang 30 (tiga puluh) warkat per hari dalam periode 6 (enam) bulan terakhir.

Bank indonsia real time gross settlement (BI-RTGS)
Untuk mendukung efektifitas implementasi kebijakan moneter dan untuk mempercepat pemulihan industri perbankan, kebijakan system pembayaran akan diarahkan untuk mempercepat pengembangan dan implementasi suatu system pembayaran yang efisien, akurat, aman, dan konsisten melalui peningkatan kualitas layanan. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah melalui implemnetasi Real Time Gross Settlement System (BI-RTGS) yang sudah dimulai sejak 17 November tahun 2000 di  Jakarta. 

Tujuan RTGS:
1.      Memberikan pelayanan sistem transfer dana antar peserta, antar nasabah peserta dan pihak lainnya secara cepat, aman, dan efisien
2.      Memberikan kepastian pembayaran
3.      Memperlancar aliran pembayaran (payment flows)
4.      Mengurangi resiko settlement baik bagi peserta maupun nasabah peserta (systemic risk)
5.      Meningkatkan efektifitas pengelolaan dana (management fund) bagi peserta melalui sentralisasi rekening giro
6.      Memberikan informasi yang mendukung kebijakan moneter dan early warning system bagi pengawasan bank
7.      Meningkatkan efisiensi pasar uang

9. SISTEM PERBANKKAN ELEKTRONIK


System perbankan elektronik
Perbankan Elekronik  (E-banking) adalah salah satu sektor yang terpengaruh oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah perbankan, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di sektor perbankan nasional relatif lebih maju dibandingkan sektor lainnya. Perbankan elektronik mencakup wilayah yang luas dari teknologi yang berkembang pesat akhir-akhir ini. Beberapa diantaranya terkait dengan layanan perbankan di “garis depan”, seperti ATM dan komputerisiasi (sistem) perbankan, dan beberapa kelompok lainnya bersifat "garis belakang", yaitu teknologi-teknologi yang digunakan oleh lembaga keuangan, 'merchant, atau penyedia jasa transaksi..

1.                    Perkembanggan teknologi perbankan elektronik
Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana kemajuan suatu sistem perbankan sudah barang tentu ditopang oleh peran teknologi informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu berarti semakin beragam dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan teknologi bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga bertujuan untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi untuk saat ini, khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan kepada customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat.
Salah satu bank yang paling mutakhir dengan teknologi hi-end nya adalah BCA, dimana dengan asset teknologi mutakhir yang dimilikinya BCA mampu menjadi leader dalam hal pelayanan e-banking. Dengan jumlah ATM terbesar yang dimilikinya, fasilitas internet banking,dll. Padahal ukuran kecanggihan sebuah teknologi perbankan tidak hanya dilihat dari coverage ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat pada data centernya, khususnya di aplikasi core bankingnya.
Memang kendala yang dihadapi oleh dunia perbankan adalah kompleks dan mahalnya teknologi informasi, karena sebagian besar teknologi ini masih disuplay oleh vendor-vendor luar negeri. Tetapi kita lihat sekarang, banyak vendor – vendor pribumi yang berani bersaing dalam teknologi informasi ini. Jadi kenapa kita tidak memakai vendor-vendor pribumi untuk menanamkan teknologi informasi tersebut dalam dunia perbankan. Hal ini manjadi tuntutan bagi perbankan karena mau tidak mau suatu korporasi yang mempunyai ruang lingkup kerja yang luas ditambah dengan operasional-operasional yang sangat banyak harus ditunjang dengan suatu teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi yang up to date bagi pihak manajemen menengah ke atas untuk memprediksikan langkah bisnis yang akan diambil sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul dapat teratasi.
Sebagai contoh, dibangunnya suatu sistem informasi Biro Kredit Nasional oleh Bank Indonesia, hal itu dilakukan tidak lain adalah untuk mengantisipasi resiko kredit yang mungkin muncul apabila salah seorang debitur mengajukan pinjaman di salah satu bank padahal pinjaman di bank lain belum lunas. Hal ini dibutuhkan kesinergian dan up to date-nya informasi antar bank sehingga hal tersebut dapat terhindarkan.
Operasional yang real time antar bank juga telah menjadi tuntutan bagi dunia perbankan, karena hal ini menjadi salah satu materi bagi pelayanan yang berkompetisi dalam memasarkan produk perbankan. Pengiriman uang transfer antar bank, outlet-outlet otomasi (ATM), hal ini menjadi patokan penilaian bagi para nasabah umumnya dalam melakukan transaksi dalam segi pelayanan. Jadi memang mau tidak mau bisnis perbankan harus ditunjang keefisienan operasional jika ingin bersaing di dalam dunianya, dan hal ini harus ditunjang dengan suatu sistem yang terintegrasi yang termuat dalam suatu teknologi informasi.
Penerapan suatu teknologi informasi menuntut diantaranya sumber daya manusia yang memadai. Jika sumber daya manusia yang ada tidak menguasai teknologi tersebut hal ini menjadi suatu pemborosan semata, karena mahalnya teknologi yang telah dibeli jika tidak terpakai merupakan suatu hal yang sia-sia. Oleh karena itu sebelum teknologi tersebut diterapkan, sudah seharusnyalah kita instropeksi terhadap kemampuan korporasi, apakah cocok teknologi tersebut diterapkan, apakah sumber daya manusianya memadai, dan apakah teknologi tersebut mempunyai features yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Karena penerapan suatu sistem teknologi informasi merupakan salah satu aktivitas investasi jangka panjang bagi korporasi. Hal ini sudah sepatutnya menjadi hal yang diperhitungkan dalam dunia perbankan, sebagai lembaga intermediasi bagi masyarakat, sudah seharusnya perbankan menjadi “pelayan” yang setia dengan selalu merealisasikan bentuk-bentuk pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi.
Namun masyarakat sering salah kaprah. Internet banking sering dikatakan canggih karena memungkinkan akses perbankan dari manapun. Padahal jika dilihat dari arsitektur sistem perbankannya, E-Banking hanyalah salah satu channel dari banyak channel untuk transaksi perbankan semisal EDC (electronic data capture) yang banyak terdapat di merchant belanja. Ataupun mesin ATM itu sendiri
Mudahnya sebuah sistem yang mengelola data hingga 140 juta customer base yang hanya digunakan untuk pencatatan saja semisal KPU-Pemilu, tentunya tidak lebih canggih dibandingkan BRI dengan 30 juta customer yang menggunakan aplikasinya untuk menghitung kelipatan bunga dan kredit. Dan tentunya tidak berarti BRI kalah canggih dengan aplikasi Bank Niaga yang mampu dengan akses banyak channel-nya bila pelanggannya hanya 10juta.
Pengembangan lokasi layanan perbankan saat ini nyaris sudah tidak mungkin, penambahan produk baru juga tidak akan beranjak jauh dari inovasi sekitar mobile-banking dan ekstensifikasi layanan private banking, yang semula diarahkan ke nasabah-nasabah kelas kakap saja. Layanan financial planning yang semula sangat terbatas, kini semakin marak dan dimungkinkan dengan terbukanya peluang untuk memadukan produk-produk asuransi, pasar-modal dan dana-pensiun ke dalam layanan perbankan. Teknologi yang diperlukan sifatnya menjadi sangat individual dan tergantung pada profil dan kebutuhan masing-masing nasabah. Yang penting adalah bahwa perkembangan saat ini menunjukkan bahwa layanan jasa-keuangan sedang bergerak ke arah konvergensi di antara keempat jenis produk tersebut.
Lalu, bagaimana penerapan teknologi informasi untuk kebutuhan seperti ini? Tidak mungkin melakukan integrasi dari semua sistem aplikasi yang terkait, karena masing-masing aplikasi hampir pasti dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Beberapa bank tampak mengoperasikan service desk terpisah untuk masing-masing jenis layanan jasa keuangan. Insurance desk misalnya, ada di sudut khusus untuk jenis layanan itu. Capital market instruments relatip lebih mudah diintegrasikan ke dalam layanan jasa perbankan, itupun kalau konfigurasi produknya simpel-simpel saja. Pola ini primordial sifatnya dan sudah dilakukan lebih dari 10 tahun yang lalu. Tantangannya adalah dukungan teknologi perbankan di meja service representative yang dapat digunakan untuk memadukan semua layanan jasa perbankan ini dan meraciknya secara individual untuk para nasabah yang memerlukan.
Berbagai kasus di atas membantu menunjukkan bahwa teknologi yang diterapkan dengan baik memberikan competitive advantage kepada sebuah bank. Setiap bank mempunyai akses yang sama atas teknologi yang ada, namun yang mampu memanfaatkannya dengan benar adalah mereka yang berhasil meraciknya ke dalam sebuah konfigurasi yang fungsional dan efisien, yang diimplementasikan dengan seksama, yang mendukung produk dan layanan yang ciamik serta dioperasikan dengan tepat-guna. Membeli teknologi adalah kegiatan yang paling mudah dan tidak memerlukan keahlian tinggi. Namun, semuanya kembali memerlukan perancangan, penerapan teknologi yang baik, Good IT Governance, yang berdasarkan keseuaian target korporasi dari perbankan itu sendiri.


2. Jenis jenis e-banking
ATM
ATM (bahasa Indonesia: Anjungan Tunai Mandiri atau dalam bahasa Inggris: Automated Teller Machine) adalah sebuah alat elektronik yang mengijinkan nasabah bank untuk mengambil uang dan mengecek rekening tabungan mereka tanpa perlu dilayani oleh seorang "teller" manusia. Banyak ATM juga mengijinkan penyimpanan uang atau cek, transfer uang atau bahkan membeli perangko.
ATM sering ditempatkan di lokasi-lokasi strategis, seperti restoran, pusat perbelanjaan, bandar udara, pasar, dan kantor-kantor bank itu sendiri.
Sistem Penyelesaian Bruto Waktu-Nyata (Real-Time Gross Settlement System)
RTGS (Real-Time Gross Settlement). Sistem RTGS adalah proses penyelesaian akhir transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed / gross settlement) dan bersifat Real-time (electronically processed), di mana rekening peserta dapat di-debit / di-kredit berkali-kali dalam sehari sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.
Dengan sistem RTGS, peserta pengirim melalui terminal RTGS di tempatnya mentransmisikan transaksi pembayaran ke pusat pengolahan sistem RTGS (RTGS Central Computer /RCC) di Bank Sentral (dalam hal ini Bank Indonesia untuk proses settlement. Jika proses settlement berhasil, transaksi pembayaran akan diteruskan secara otomatis dan elektronis kepada peserta penerima. Keberhasilan proses settlement tergantung dari kecukupan saldo peserta pengirim karena dalam sistem BI-RTGS peserta hanya diperbolehkan untuk mengkredit peserta lain. Dengan kata lain, peserta RTGS harus meyakinkan bahwa saldo rekeningnya di Bank cukup sebelum peserta tersebut melaksanakan transfer ke perserta RTGS lainnya.
Penerapan sistem RTGS di Indonesia telah dimulai sejak tanggal 17 November 2000 dengan nama Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).
System aplikasi perbankan
Aplikasi perbankan dianggap salah satu aplikasi yang paling kompleks dalam pengembangan perangkat lunak saat ini dan industri pengujian Apa yang membuat aplikasi Perbankan begitu rumit?. Pendekatan apa yang harus diikuti dalam rangka untuk menguji alur kerja yang kompleks yang terlibat? In this article we will be highlighting different stages and techniques involved in testing Banking applications. Pada artikel ini kita akan menyoroti berbagai tahap dan teknik yang terlibat dalam pengujian aplikasi Perbankan.
Karakteristik dari aplikasi Perbankan adalah sebagai berikut:
Multi tier fungsionalitas untuk mendukung ribuan sesi pengguna bersamaan
Integrasi skala besar, biasanya sebuah aplikasi perbankan terintegrasi dengan aplikasi lain seperti utilitas Bill Pay dan rekening Perdagangan
Kompleks Bisnis workflow
Real Time dan Batch processing
Tinggi tingkat Transaksi per detik
Transaksi Aman
Pelaporan Kuat bagian untuk melacak hari ke hari transaksi
Kuat Audit memecahkan masalah pelanggan
Besar sistem penyimpanan
 Manajemen Bencana.
Internet banking
Online banking (atau internet banking atau e-banking) memungkinkan pelanggan dari sebuah lembaga keuangan untuk melakukan transaksi keuangan pada website yang aman dioperasikan oleh lembaga, yang dapat menjadi ritel atau maya perbankan , credit union atau bangunan masyarakat .
Untuk mengakses fasilitas online banking lembaga keuangan, seorang pelanggan memiliki akses internet pribadi harus mendaftarkan diri ke lembaga untuk layanan ini, dan menyiapkan beberapa password (di bawah berbagai nama) untuk verifikasi pelanggan. Password untuk online banking biasanya tidak sama seperti untuk telepon perbankan . Lembaga keuangan sekarang secara rutin mengalokasikan nomor pelanggan (juga di bawah berbagai nama), apakah atau tidak pelanggan berniat untuk mengakses fasilitas perbankan online mereka. Nomor pelanggan biasanya tidak sama dengan nomor rekening, karena jumlah rekening dapat dihubungkan dengan jumlah pelanggan satu. Pelanggan akan terhubung ke nomor pelanggan setiap akun tersebut yang kontrol pelanggan, yang mungkin cek, tabungan, pinjaman, kartu kredit dan account lainnya.
Untuk mengakses perbankan online, pelanggan akan pergi ke situs web institusi keuangan, dan masukkan fasilitas perbankan online menggunakan nomor pelanggan dan password. Beberapa lembaga keuangan telah menyiapkan langkah-langkah keamanan tambahan untuk akses, tetapi tidak ada konsistensi dengan pendekatan diadopsi.

Sitem kliring elektronik
Sebuah kliring elektronik terminal(ECT) diinstal pada premis/bank cabang untuk menagkap dan mengirim informasi MICR cek ke ACH.Pada ACH, sebuah computer pusat akan menerima dam memproses informasi cek yang dikirimkan oleh bank/cabang. Berdasarkan informasi cek ditransmisikan, ACH dan dapat menghitung kliring bank dan posisi pemukiman. Pemeriksaan fisik akan disampaikan di lain waktu ke ACH.Setelah menerima cek fisik,  ACH akan menjalankan proses untuk membandingkan informasi MICR atas cek fisik terhadap informasi yang dikirimkan secara online oleh bankInformasi MICR atas cek fisik terhadap informasi yang ditransmisikan secara online oleh bank. System akan menghasilkan laporan pengecualian untuk menyorot setiap perbedaan bagi bank. Pemeriksaan selanjutnya akan disortir oleh pembaca kecepatan tinggi/penyotir untuk diambil oleh masing-masing bank.

3.                    Prinsip penerapan E-banking dan M-banking
Penerapan E-banking
Keamanan informasi keuangan pelanggan adalah sangat penting, tanpa yang online banking tidak bisa beroperasi. Lembaga keuangan telah menyiapkan berbagai proses keamanan untuk mengurangi risiko akses yang tidak sah secara online ke catatan pelanggan, tetapi tidak ada konsistensi untuk berbagai pendekatan yang diadopsi.
Penggunaan situs Web aman telah menjadi hampir universal diadopsi.
Meskipun tunggal sandi otentikasi masih digunakan, dengan sendirinya tidak dianggap cukup aman untuk online banking di beberapa negara. Pada dasarnya ada dua metode keamanan yang berbeda di gunakan untuk online banking.
The PIN / TAN sistem dimana PIN mewakili password, yang digunakan untuk login dan Tans mewakili satu kali password untuk autentikasi transaksi. Tans dapat didistribusikan dengan cara yang berbeda, yang paling populer adalah dengan mengirim daftar Tans kepada pengguna online banking melalui surat pos. Cara yang paling aman menggunakan Tans adalah untuk menghasilkan mereka oleh kebutuhan menggunakan token keamanan . Ini Tans dihasilkan tanda tergantung pada waktu dan rahasia yang unik, yang disimpan dalam token keamanan ( otentikasi dua faktor atau 2FA). Biasanya perbankan online dengan PIN / TAN dilakukan melalui web browser menggunakan koneksi SSL aman, sehingga tidak ada enkripsi tambahan diperlukan.
Cara lain untuk memberikan Tans ke pengguna online banking adalah mengirimkan TAN transaksi bank saat ini untuk (GSM) ponsel pengguna melalui SMS. Teks SMS biasanya mengutip jumlah transaksi dan rincian, TAN hanya berlaku untuk jangka waktu singkat. Terutama di Jerman, Austria dan Belanda, banyak bank telah mengadopsi "SMS TAN" layanan karena dianggap sangat aman.
Tanda tangan didasarkan perbankan online di mana semua transaksi ditandatangani dan dienkripsi secara digital. Kunci untuk generasi tanda tangan dan enkripsi dapat disimpan pada smartcard atau media memori, tergantung pada pelaksanaan beton.
Serangan
Sebagian besar serangan terhadap perbankan online digunakan saat ini adalah berdasarkan menipu pengguna untuk mencuri data login dan Tans yang valid. Dua contoh terkenal bagi mereka serangan phishing dan pharming . Cross-site scripting dan keylogger / trojan horse juga dapat digunakan untuk mencuri informasi login.
Sebuah metode untuk menyerang tanda tangan metode berbasis perbankan online adalah untuk memanipulasi perangkat lunak yang digunakan dengan cara, bahwa transaksi yang benar ditampilkan pada layar dan transaksi palsu ditandatangani di latar belakang.
A 2008 US Federal Deposit Insurance Corporation Teknologi Insiden Report, yang disusun dari bank laporan kegiatan mencurigakan mengajukan triwulanan, daftar 536 kasus penyusupan komputer, dengan kerugian rata-rata per insiden sebesar $ 30.000. ang menambahkan sampai dengan kerugian hampir $ 16-juta pada kuartal kedua tahun 2007. Intrusi komputer meningkat 150 persen antara kuartal pertama tahun 2007 dan yang kedua. Dalam 80 persen dari kasus, sumber gangguan itu tidak diketahui tetapi itu terjadi selama online banking, kata laporan itu.
Jenis terbaru dari serangan adalah apa yang disebut Manusia di Browser serangan, di mana sebuah Trojan horse memungkinkan penyerang remote untuk mengubah nomor tujuan rekening dan juga jumlahnya.
Penanggulangan
Ada ada beberapa tindakan pencegahan yang mencoba untuk menghindari serangan. Sertifikat digital digunakan terhadap phishing dan pharming, penggunaan kelas-3 pembaca kartu adalah ukuran untuk menghindari manipulasi transaksi oleh perangkat lunak di signature varian perbankan berbasis online. Untuk melindungi sistem mereka terhadap trojan horse, pengguna harus menggunakan scanner virus dan berhati-hati dengan software download atau lampiran e-mail.
Pada tahun 2001 AS Lembaga Keuangan Federal Pemeriksaan Council menerbitkan panduan untuk otentikasi multifaktor (MFA) dan kemudian diminta untuk berada di tempat pada akhir 2006. 



Penerapan M-banking
Ada sejumlah besar perangkat ponsel yang berbeda dan itu adalah tantangan besar bagi bank untuk menawarkan solusi mobile banking pada setiap jenis perangkat. Beberapa dari perangkat ini mendukung Java ME dan lain-lain dukungan SIM Application Toolkit , browser WAP, atau hanya SMS .
Masalah interoperabilitas awal namun telah dilokalisasi, dengan negara-negara seperti India menggunakan portal seperti R-Dunia untuk memungkinkan keterbatasan ponsel low end berbasis java, sedangkan fokus pada bidang-bidang seperti Afrika Selatan telah gagal ke USSD sebagai dasar dari komunikasi dapat dicapai dengan telepon.
Keinginan untuk interoperabilitas sebagian besar tergantung pada bank itu sendiri, di mana aplikasi diinstal (berbasis Java atau asli) memberikan keamanan yang lebih baik, lebih mudah digunakan dan memungkinkan pengembangan kemampuan yang lebih kompleks yang mirip dengan internet banking sedangkan SMS dapat memberikan dasar-dasar tetapi menjadi sulit untuk beroperasi dengan transaksi yang lebih kompleks.
Ada mitos bahwa ada tantangan interoperabilitas antara aplikasi mobile banking karena dirasakan kurangnya standar teknologi umum untuk mobile banking. Dalam prakteknya masih terlalu dini dalam siklus hidup layanan untuk interoperabilitas diselesaikan dalam sebuah negara individu, sangat sedikit negara memiliki lebih dari satu penyedia layanan perbankan mobile. Dalam prakteknya, interface perbankan didefinisikan dengan baik dan uang gerakan antara bank mengikuti standar IS0-8583. Sebagai mobile banking jatuh tempo, uang gerakan antara penyedia layanan secara alami akan mengadopsi standar yang sama seperti di dunia perbankan.
Pada Januari 2009, Mobile Marketing Association (MMA) Perbankan Sub-Komite yang diketuai oleh CellTrust dan VeriSign Inc, menerbitkan Tinjauan Mobile Banking untuk lembaga keuangan di mana ia membahas keuntungan dan kerugian dari Platform Saluran Handphone seperti Layanan Pesan Singkat ( SMS ), Mobile Web, Aplikasi Client Mobile, SMS dengan Mobile Web dan SMS Secure.
Keamanan
Keamanan transaksi keuangan, dieksekusi dari beberapa lokasi terpencil dan transmisi informasi keuangan melalui udara, adalah tantangan yang paling rumit yang perlu ditangani bersama oleh pengembang aplikasi mobile, penyedia layanan jaringan nirkabel dan IT perbankan departemen.
Aspek-aspek berikut perlu ditangani untuk menawarkan infrastruktur yang aman untuk transaksi keuangan melalui jaringan nirkabel:
Jika bank menawarkan smart-card berbasis keamanan, keamanan fisik perangkat lebih penting. Dalam hal perangkat dicuri, hacker harus memerlukan setidaknya sebuah ID / Password untuk mengakses aplikasi. Hal ini akan memastikan bahwa perangkat yang tidak sah tidak terhubung untuk melakukan transaksi keuangan.
User ID / Password otentikasi pelanggan bank.
Enkripsi data sedang dikirim melalui udara. Enkripsi data yang akan disimpan dalam perangkat untuk analisis nanti / off-line oleh pelanggan. Password satu kali (OTPs) adalah alat terbaru yang digunakan oleh penyedia jasa keuangan dan perbankan dalam memerangi penipuan dunia maya . Daripada mengandalkan password hafal tradisional, OTPs diminta oleh konsumen setiap kali mereka ingin melakukan transaksi dengan menggunakan online atau mobile banking antarmuka. Ketika permintaan tersebut diterima password dikirimkan ke telepon konsumen melalui SMS. Sandi akan berakhir setelah telah digunakan atau sekali yang dijadwalkan siklus hidup telah berakhir.
Karena kekhawatiran dibuat eksplisit di atas, adalah sangat penting bahwa SMS gateway penyedia dapat memberikan kualitas yang layak dari layanan untuk bank dan lembaga keuangan dalam hal SMS layanan. Oleh karena itu, penyediaan perjanjian tingkat layanan (SLA) merupakan persyaratan untuk industri ini, maka perlu untuk memberikan bank garansi pengiriman pelanggan dari semua pesan, serta pengukuran pada kecepatan pengiriman, throughput, dll SLA memberikan pelayanan parameter di mana suatu solusi messaging dijamin untuk melakukan.
Skalabilitas dan keandalan
Tantangan lain bagi CIO dan CTO dari bank-bank adalah untuk skala-up infrastruktur mobile banking untuk menangani pertumbuhan eksponensial dari basis pelanggan. Dengan mobile banking, pelanggan dapat duduk di bagian manapun di dunia (benar kapan saja, dimana saja perbankan) dan karenanya bank perlu memastikan bahwa sistem dan berjalan dengan cara yang benar 24 x 7. Sebagai pelanggan akan menemukan mobile banking lebih dan lebih bermanfaat, harapan mereka dari solusi akan meningkat. Bank tidak dapat memenuhi ekspektasi kinerja dan kehandalan mungkin kehilangan kepercayaan pelanggan. Ada beberapa sistem seperti platform Transaksi Handphone yang memungkinkan pengaktifan ponsel cepat dan aman dari berbagai layanan perbankan. Baru di India telah terjadi pertumbuhan yang fenomenal dalam penggunaan aplikasi Mobile Banking, dengan bank terkemuka mengadopsi platform Transaksi Mobile dan Bank Sentral pedoman penerbitan untuk operasi mobile banking.
Distribusi Aplikasi
Karena sifat dari konektivitas antara bank dan nasabah, akan tidak praktis untuk mengharapkan pelanggan untuk secara teratur mengunjungi bank atau terhubung ke situs web untuk upgrade biasa dari aplikasi mobile banking mereka. Ini akan diharapkan bahwa aplikasi mobile itu sendiri memeriksa upgrade dan update dan download patch yang diperlukan (disebut "Over The Air" pembaruan). Namun, mungkin ada banyak masalah untuk menerapkan pendekatan ini seperti upgrade / sinkronisasi komponen terikat lainnya.



4.                   Internasional electronic fund transfer
Internasional elektronik transfer dana adalah salah satu cara tercepat untuk mengirim uang kepada seseorang saat Anda tidak ingin uang tunai atau bank cek untuk datang ke dalam gambar. Proses mentransfer uang internasional juga disebut wire transfer internasional. Mereka disebut wire transfer karena pada awal layanan ini, perusahaan transfer digunakan kawat dan layanan telegraf untuk memproses transaksi. Transfer-transfer ini dikenal sebagai Giro di Eropa.

Sampai sekarang, metode transfer uang paling aman internasional adalah bank untuk transfer bank kawat. Hal ini terutama karena semua uang yang akan ditransfer antar rekening yang berarti bahwa sistem konfirmasi identitas biasa datang ke dalam gambar. Hal ini juga memungkinkan untuk mengingat uang itu ditransfer. Sebagai perusahaan dan bank telah pindah ke Internet untuk wire transfer asing, informasi transaksi menggunakan enkripsi tugas berat untuk memindahkan uang sekitar.

Organisasi yang menangani sebagian besar transfer bank internasional SWIFT. SWIFT adalah sebuah organisasi koperasi. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1974. Pada awalnya memang hanya tujuh bank internasional utama sebagai anggotanya. Mereka membentuk jaringan global. Tugas dari jaringan ini adalah untuk mengelola transfer dana dan data transaksi lainnya. Kantor pusat saat ini SWIFT terletak di Brussels.

Untuk membuat SWIFT modus pilihan cara yang diterima secara internasional untuk mengirim uang ke luar negeri, ada banyak langkah. Hari ini SWIFT adalah sanksi oleh PBB. Untuk mentransfer dana melalui jasa SWIFT, organisasi perlu kode 9362 ISO. Ini adalah kode karakter delapan panjang. Kode ini umumnya berasal dari nama bank yang memberikan kontribusi pertama empat huruf, Huruf-huruf kelima dan keenam mengidentifikasi negara dan dua terakhir mengidentifikasi kota di mana bank didasarkan.

Organisasi lain yang telah memberikan layanan wire transfer internasional untuk orang dan organisasi bisnis adalah Western Union. Keuntungan utama dari layanan Western Union adalah bahwa tidak ada bank yang terlibat dalam skenario. Hal ini dimungkinkan untuk melakukan transaksi anonim seperti dalam kasus tertentu, Western Union tidak memerlukan semacam dokumen identifikasi atau bukti tersebut untuk memberikan uang kepada penerima.

Mengingat peningkatan kasus layanan kawat uang yang digunakan untuk tujuan jahat, peraturan diberlakukan untuk mengurus proses. Di Amerika Serikat, Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri telah ditugaskan untuk memantau semua transaksi tersebut. Tugas utama organisasi ini adalah untuk mengawasi sehingga uang tidak bisa ditransfer ke organisasi teroris yang dikenal atau negara lain organisasi yang berada di bawah sanksi ekonomi.

Wire transfer internasional dana telah membuatnya menjadi sangat mudah bagi orang dan organisasi untuk tetap berhubungan dengan orang-orang keuangan didasarkan luar negeri.

5. PENGENALAN RASIO KEUANGAN BANK


Rasio keuangan yang merupakan indikator tingkat kesehatan bank yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan retun saham.   Di antara rasio kecukupan modalnya (CAR), non-perfoming loan (NPL), return on equity (ROE) dan loan to deposit ratio (LDR).   Here's his explanation. Berikut adalah penjelasannya.
 
1. Rasio Kecukupan Modal (CAR) CAR merupakan salah satu indikator kesehatan dari modal bank. Penilaian adalah penilaian kecukupan modal dari modal bank untuk menutupi eksposur risiko eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi masa depan.
 
CAR menunjukkan berapa banyak bank memiliki modal cukup untuk mendukung kebutuhan dan sebagai dasar untuk menilai prospek kelangsungan usaha bank yang bersangkutan. Semakin besar CAR, daya tahan yang lebih besar dari bank yang bersangkutan dalam menghadapi nilai menyusut bank aset yang timbul karena properti bermasalah.
 
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi nilai CAR menunjukkan bahwa bank-bank lebih sehat.   Jika CAR bank tinggi, kepercayaan masyarakat terhadap bank akan semakin besar, meningkatkan nilai saham perusahaan Meningkatkan nilai saham akan meningkatkan pertumbuhan pendapatan saham akan diterima investor..


2. Non-performing Loan (NPL)
NPL adalah salah satu indikator aset bank kualitas kesehatan. NPL digunakan adalah NPL bersih yang telah disesuaikan. Aset penilaian kualitas merupakan penilaian terhadap kondisi aset Bank dan kecukupan manajemen risiko kredit.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, NPL lebih tinggi nilai-nilai (di atas 5%), bank tidak sehat. NPL tinggi telah menghasilkan laba yang akan diterima oleh bank. Penurunan menghasilkan pendapatan dividen juga menurun sehingga tingkat pertumbuhan bank yang retun saham akan menurun.

3. Return on Equity (ROE)
Analisis Return on Equity (ROE dalam analisa keuangan memiliki makna tertentu sebagai salah satu teknik analisis keuangan Analisis ROE digunakam teknik analisis umum untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan.. Dengan menggunakan kemampuan ROE untuk mendapatkan keuntungan bank tidak diukur dengan ukuran jumlah laba yang akan dicapai tetapi jumlah keuntungan harus dibandingkan dengan jumlah dana yang telah digunakan dalam menghasilkan keuntungan. ROE adalah pengukuran efektivitas perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dengan menggunakan modal perusahaan memiliki.

ROE oleh C. Higgins (1990:59)
"Hubungan positif yang kuat antara ROE dan harga saham menunjukkan Itu ROE tinggi perusahaan cenderung memiliki harga saham yang tinggi relatif terhadap nilai buku dan sebaliknya,. Bekerja untuk meningkatkan ROE di industri ini sebagian besar konsisten dengan bekerja adalah untuk meningkatkan harga saham. "

Pendapat C. Higgins dapat diterima bahwa ROE memiliki hubungan positif dengan harga saham, yang berarti bahwa ketika ROE meningkat, harga saham juga meningkat. Peningkatan ROE, perusahaan ini menghasilkan laba bersih juga meningkat bila dibandingkan dengan modal sendiri digunakan untuk menghasilkan laba bersih. Karena peningkatan laba bersih, masyarakat akan menilai bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga dapat meningkatkan jumlah laba bersih yang diperoleh, ini akan mempengaruhi harga saham.

4. Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR adalah salah satu indikator kesehatan likuiditas bank. Peringkat likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk menjaga likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. LDR paling sering digunakan oleh analis keuangan dalam menilai kinerja sebuah bank, terutama dari total kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank.

Alasan untuk memilih variabel-variabel ini adalah dengan pertimbangan bahwa semakin besar jumlah kredit yang diberikan oleh bank semakin rendah tingkat likuiditas bank yang bersangkutan, tetapi di sisi lain semakin besar jumlah pinjaman bank diharapkan untuk mendapatkan return yang tinggi sebagai baik. Ini akan mempengaruhi penilaian investor dalam membuat keputusan investasi yang secara bersamaan mempengaruhi permintaan dan penawaran saham di pasar modal yang pada akhirnya mempengaruhi harga saham yang akhirnya berdanpak retun dengan tingkat pertumbuhan saham bank.



5. Legal reserve requirement (LRR)
Dalam perbankan modern, cadangan bank diadakan baik sebagai kas atau sebagai deposit dengan bank sentral. Seorang bankir bijaksana, hanya peduli dengan pelanggan memastikan bahwa bank memiliki cukup uang untuk transaksi sehari-hari, mungkin memilih untuk tetap hanya 5 persen dari deposito bank memeriksa cadangan. Bahkan, bank hari ini menyisihkan sekitar 10 persen dari deposito mereka memeriksa cadangan. Ini diselenggarakan secara tunai atau deposito dengan bank sentral kita, Federal Reserve System, yang sering disebut The Fed.

Cadangan sangat tinggi karena semua lembaga keuangan diwajibkan oleh hukum dan peraturan Federal Reserve untuk menjaga sebagian kecil dari deposito mereka sebagai cadangan. Persyaratan cadangan berlaku untuk semua jenis pemeriksaan dan tabungan. Independen kebutuhan sebenarnya untuk kas.

Cadangan bank disimpan di atas tingkat komersial bijaksana karena persyaratan cadangan wajib. Fungsi utama dari persyaratan cadangan wajib adalah untuk memungkinkan Federal Reserve untuk mengontrol jumlah deposito memeriksa bahwa bank dapat membuat. Anonymous Dengan memberlakukan persyaratan tinggi tetap cadangan wajib, Fed dapat lebih mengontrol jumlah uang beredar.

6. Perhitungan legal lending limit
Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum
13 Aug 2006, Bank Indonesia 13 Agustus 2006, Bank Indonesia
Keputusan ini enacts ketentuan baru yang mengatur batas maksimum pemberian kredit bank umum dalam Peraturan Bank Indonesia.
Perubahan ini kepada Bank India Nomor 7/3/PBI/2005 Peraturan menyangkut batas maksimum pemberian kredit (BMPK) bagi bank umum di Indonesia.
Makalah ini menyatakan bahwa kebutuhan untuk perubahan itu lahir dari kesadaran bahwa bank dapat meningkatkan peran mereka dalam perekonomian dengan mengambil tindakan-tindakan yang mendukung pertumbuhan sektor ekonomi, termasuk pembiayaan dari sektor riil, yang mereka perlu menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko yang baik dan tata kelola perusahaan dalam kegiatan bisnis mereka.
Amandemen ini berlaku:
  • Terminologi yang digunakan di Tepi India Peraturan,
  • Penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam memperpanjang penyediaan dana,
  • Ruang lingkup 'istimewa',
  • Klasifikasi 'peminjam,
  • Alasan untuk kategorisasi penyediaan dana sebagai melebihi BMPK,
  • Rencana aksi untuk penyelesaian pelanggaran BMPK,
  • Konstitusi 'penempatan',
  • Penyediaan dana untuk perusahaan milik negara.

Net interest margin(NIM)
Marjin bunga bersih (NIM) adalah ukuran perbedaan antara bunga pendapatan yang dihasilkan oleh bank atau lembaga keuangan lain dan jumlah bunga yang dibayarkan kepada pemberi pinjaman mereka (misalnya, deposito), relatif terhadap jumlah (bunga-produktif mereka ) aset. Hal ini mirip dengan margin kotor non-keuangan perusahaan.
Hal ini biasanya dinyatakan sebagai persentase dari apa lembaga keuangan memperoleh pinjaman dalam jangka waktu dan aset lainnya dikurangi bunga yang dibayar atas dana pinjaman dibagi dengan jumlah rata-rata aset yang menjadi pendapatan yang diperoleh dalam periode waktu (penghasilan rata-rata aktiva).
Marjin bunga bersih adalah mirip dalam konsep penyebaran bunga bersih , tetapi penyebaran bunga bersih adalah perbedaan rata-rata nominal antara pinjaman dan suku bunga pinjaman, tanpa kompensasi untuk kenyataan bahwa aktiva produktif dan dana yang dipinjam mungkin instrumen yang berbeda dan berbeda dalam volume. Margin bunga bersih sehingga dapat menjadi lebih tinggi (atau kadang-kadang lebih rendah) dari penyebaran bunga bersih.